sengon adalah (2)

Tentang Sengon

Sengon (latin: Paraserianthes Falcataria), pohon penghasil kayu yg paling banyak ditanam. Karena pertumbuhannya cepat, sehingga masa tunggu panen cukup singkat (5 s/d 6 tahun). Bandingkan dengan masa tebang jati Tectona grandis yang mencapai 25-35 tahun

Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :

1. Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa).
2. Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)

Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV – V.

Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.

Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.

Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.

Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.

Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.

Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.
Kenapa Sengon ?

* Kerusakan hutan alam sangat parah
* Kebutuhan kayu sangat tinggi dan taktergantikan,
* Pengelolaan budidaya sengon mudah, kesesuaian tumbuh tak sulit, kayunya serbaguna, dan memperbaiki kualitas serta kesuburan tanah
* Budidaya sengon itu mudah, risikonya tak terlalu besar, dan pasarnya ada
* Departemen Kehutanan meluncurkan program sengonisasi pada 1989. Tujuannya untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan serta lahan.
* Kadar selulosa yang tinggi dan berserat panjang menyebabkan sengon bagus sebagai bahan baku kertas.
* Pengelolaan budidaya sengon mudah, kesesuaian tumbuh tak sulit, kayunya serbaguna, dan memperbaiki kualitas serta kesuburan tanah
* Tanaman sengon tidak memerlukan kondisi lingkungan dan tanah yang spesifik Kondisi lingkungan dan tanah di Jawa, Kalimantan dan Sumatera yang kebanyakan jenisnya ultisol (podzolik merah kuning) pada umumnya sangat cocok untuk pengusahaan sengon.
* Harga kayu tidak pernah turun, bahkan akan semakin mahal

Jenis Sengon

Sengon Laut/Sengon Putih

* Rentan pernyakit kanker batang dan penggerek pucuk daun

* Tidak bercabang sepanjang minimal 9 meter. Dan warna kulitnya putih

Sengon Merah

Biji sengon merah dan biji sengon putih/laut serupa. hanya saja biji sengon

merah lebih bulat dan ujung nya lebih tumpul.

Sengon Butho

Bijinya besar-besar. seperti biji bunga matahari ( kuwaci ), namun lebih besar sedikit.

1. Banyak cabang.

2. Tekstur kayu yang melintir menyebabkan sulit diolah dan membuat kayu/papan berserabut.

3. tidak tahan disimpan lama karena mudah rusak karena serangga ( bubukan. jawa)

4. Akar sengon butho menyerap air sangat banyak. sehingga merusak ekologi

lingkungan.

Sengon Solomon

* Adalah pengembangan bibit sengon generasi ke 3, asal kanada ( sengon solomon )
* Menanam sengon laut biasa dg Solomon biasayanya sama. tetapi solomon memberi hasil 2x lipat.
* Ukuran tanaman sengon jenis solomon ini lebih besar dan batangnya lebih tinggi ketimbang sengon laut atau sengon unggul bersertifikat.Pada usia lima tahun, lingkar batang sengon laut hanya sekitar 25 cm, dan lingkar batang jenis sengon unggul bersertifikat mencapai 28 cm. Bandingkan dengan lingkar batang sengon solomon yang bisa mencapai 35 cm untuk usia yang sama.Selain itu, tinggi batang sengon solomon bisa mencapai 23 meter pada usia lima tahun. Sementara untuk usia serupa, tinggi sengon lokal hanya sekitar 15 meter.

Tentu saja, pertumbuhan itu bisa dicapai kalau sengon solomon ditanam di tempat yang cocok. Sebagaimana tanaman sengon lainnya, sengon solomon bisa tumbuh subur di daerah bercurah hujan tinggi. Pertumbuhan sengon solomon tidak terlalu bagus kalau ditanam di daerah berangin kencang.

Sengon ini tentunya memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sengon laut. Beberapa keunggulan sengon solomon adalah sbb :
1. Batang lurus keatas dengan cabang yang sangat kecil, seperti layaknya pohon bambu. Tanpa adanya pemangkasan.
2. Memiliki potensi profit yang lebih mengutungkan dibandingkan dengan sengon biasa.
3. Ketersediaan bibit sangat terbatas (pemesanan minimal dilakukan 3 bulan sebelum tanam atau saat cleaning lahan dimulai).
4. Pertumbuhan cepat antara 5 s/d 6 tahun dapat dipanen.
5. Hasil panen maksimal.
6. Ukuran tinggi bisa mencapai 40meter maximum.
7. Tahan terhadap penyakit karena sudah mengalami proses sewaktu masih menjadi biji.

Estimasi perhitungan sengon laut dan sengon solomon (sumber :

http://albasia-investama.blogspot.com/2009/07/bisnis-menanam-sengon-solomon-kultur.html)

Hitungan bisnis: (pada umur 5 th per hektar luas lahan)
1. Sengon lokal diameter rata-2 : 24cm
Biaya bibit 1150 x Rp. 900 = Rp. 1.035.000
Biaya pemeliharaan 1150 x Rp. 10.000 = Rp. 11.500.000
Jumlah Pengeluaran = Rp. 12.535.000

Pemasukan :
Penjarangan tahun ke 1 = 25% x 1150 =287.5 x harga jual Rp. 15000= Rp. 1.725.000
Penjarangan tahun ke 2 = 15% x 1150 = 172.5 x harga jual Rp. 40.000= Rp. 6.900.000
Hasil tebang tahun ke 5 = 60% x 1150 = 690 x harga jual Rp. 250.000= RP. 172.500.000
Jumlah pemasukan = Rp. 190.612.500

2. Sengon Solomon kultur jaringan
Biaya bibit (asumsi) 1150 x Rp. 3500 = Rp. 4.025.000
Biaya pemeliharaan 1150 x Rp. 10.000 = Rp. 11.500.000
Jumlah pengeluaran = Rp. 15.525.000

Pemasukan :
Penjarangan tahun ke 1 = 10% x 1150 x harga jual Rp. 15000 = Rp. 1.725.000
Penjarangan tahun ke 2 = 5% x 1150 x harga jual Rp. 40.000= Rp. 862.500
Hasil tebang tahun ke 5 = 85% x 1150 x harga jual Rp. 400.000 = Rp. 391.000.000
Jumlah Pemasukan = Rp. 393.587.500
Investasi Sengon

Menanam pohon sengon seperti punya Bank pribadi dengan fasilitas ATM dan Phone banking. Kapan Anda butuh uang, tinggal tebang atau tinggal telepon. Uang datang ketempat anda.Tapi apa iya semudah yang diberitakan banyak orang bahwa dengan modal di bawah 10 juta hanya dalam waktu kurang dari 10 tahun Anda bisa memetik milyaran rupiah???? Nggak segampang itu kaleeeee……

Sebagai alternatif berinvestasi, menanam sengon jauh lebih menguntungkan daripada sekedar bunga deposito dan memiliki nilai tambah yaitu keperdulian terhadap lingkungan hidup yang akan ikut dinikmati anak cucu kelak.

Komentar